DPRD SULUT, Kawanuainfo.com – Fenomena turunnya harga jual minyak nilam dari petani ke pengusaha, menghebohkan masyarakat Sulawesi Utara (Sulut).
Bagaimana tidak, tanaman nilam saat ini menjadi primadona masyarakat petani Sulut karena harganya bisa mencapai 2 hingga 3 Juta rupiah perkilonya.
Namun akhir-akhir ini harga jual minyak nilam dikabarkan terus mengalami penurunan. Kuat dugaan, permainan harga dari para tengkulak mengakibatkan anjloknya harga nilam secara tiba-tiba.
Wakil Ketua DPRD Sulut Michaela Elsiana Paruntu (MEP) saat ditemui awak media mengatakan, hal tersebut sudah ia bahas dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi II bersama mitra kerja.
Koordinator Komisi II DPRD Sulut itu pun mengungkapkan, dalam RDP tersebut dirinya telah menyampaikan kepada Dinas Perkebunan terkait antisipasi fluktuasi harga nilam.
“Saya sempat sampaikan hal ini bisa jadi masalah, mereka bisa ngatur sendiri harga, dan terbukti setelah di cek, walaupun jatuh ada yang ngasih harga 800, ada yg 900, satu juta, tapi ada juga yang bisa dinaikin sampai satu juta setengah kan,” ujar Michaela diruang kerjanya, Senin (24/2/2025).
Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Minahasa Selatan itu pun mengungkapkan, dirinya sudah meminta kepada Dinas Perkebunan untuk melakukan kajian-kajian tentang budidaya tanaman nilam.
Pasalnya, kajian tersebut akan menjadi dasar membuat kebijakan dalam rangka menjaga stabilitas harga jual minyak nilam.
Namun sampai saat ini, lanjut Michaela, dirinya belum juga menerima kajian yang dimintakan.
“Sampai hari ini kajian itu belum sampai ke kita, tetapi dipahami, karena kan baru saja dilantik Gubernur yang baru, semua lagi persiapan pergantian ini, makanya kita tunggu saja pak Gubernur tiba di Sulut setelah itu kami akan tindak lanjuti kajian yang dijanjikan,” ungkap wanita yang kerap disapa Micha itu.
Srikandi Partai Golkar itu pun berpesan kepada seluruh masyarakat khususnya para petani nilam, agar tetap semangat dan terus bekerja, sembari menunggu adanya kebijakan yang dapat melindungi petani dari ulah nakal para tengkulak.
“Teruslah bekerja, jangan lalu tiba-tiba berhenti, biar bagaimanapun hukum ekonominya berlaku, semakin banyak yang menyediakan otomatis harga akan turun, tapi mau turun sampai bagaimana ya itu yang akan diatur nanti sesuai kajian,” ucap legislator dapil Minsel-Mitra itu. (Red)
Tinggalkan Balasan