KawanuaInfo.com — Anggota Komisi II, Angelia Wenas, menyoroti dampak dari naiknya harga beras yang memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat, terutama di wilayah Bolaang Mongondow yang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil beras terbesar di Sulawesi Utara (Sulut).
Hal itu diungkapkannya dalam rapat dengar pendapat Komisi II DPRD Sulut di mana, harga beras premium di Kotamobagu yang biasanya berkisar Rp700 ribu per karung 50 kilogram, kini melonjak hingga menembus angka Rp1 juta lebih.
“Kenaikan ini sangat memberatkan masyarakat, apalagi sebagian besar warga Bolmong Raya berprofesi sebagai petani dan nelayan. Penghasilan mereka yang tidak menentu membuat daya beli semakin tertekan,” ujar politisi Partai Demokrat tersebut.
Angelia menambahkan, kondisi tersebut bisa berdampak langsung pada pemenuhan gizi keluarga, terutama anak-anak.
“Mayoritas warga adalah petani dan nelayan. Mereka bekerja harian, dan kalau tidak dapat ikan, mereka mau beli beras pakai apa? Mau makan pisang dan ubi terus? Kasihan anak-anak,” ungkap Angelia Senin, (14/7/2025) di ruang rapat Komisi II.
“Gizi mereka harus dijaga karena itu juga menentukan masa depan mereka,” jelas Angelia.
Tak hanya itu saja, Angelia mendesak Dinas Pertanian untuk lebih responsif terhadap keluhan petani, terutama terkait perbaikan infrastruktur pertanian dan ketersediaan bantuan seperti bibit dan pupuk.
(Erga)
Tinggalkan Balasan